Social Icons

Sabtu, 27 Agustus 2011

Kata Hati

-->

Kawan……
Saat kau dengar bisikan yang menyelinap di telinga
Dan kau gontai karenanya,
Hiraukanlah..!
Kembalilah melangkah dengan pasti
Dengan keyakinan kuatmu
Kau harus wujudkan itu
          Setiap keraguan adalah kemunduran
          Saat hati telah memutuskan
          Raihlah..!
          Karna tak cukup hanya dengan telinga dan mata
          Hati dapat mengalah.
          Haruslah pengalaman yang menghardik
          Dan pahit yang menempa
          Dengan itu hati berkata

                                                                     Dilemaku mengejar mimpi,
                                                                                31 Mei 2011

Jumat, 19 Agustus 2011

Cerita Rakyat : Serunting Sakti


     Dicritakan di suatu kampong di Palembang, yang bernama Kampung Padang langgar. Di Kampung itu hidup dua anak yatim piatu yang baru saja ditinggal mati oleh Ibunya. Ibunya mati karena penyakit  kanker.
Dua anak itu bernama Serunting Sakti dan Siti. Sesuai namanya Serunting Sakti merupakan anak lelaki yang sakti. Badannya kuat dan kebal dari senjata tajam.  Hanya Ibunya yang tahu kelemahan dari serunting Sakti. Sebelum ibunya meninggal rahasia kelemahan Serunting Sakti telah dicritakan ibunya kepada Siti sang adik.
Setelah menjadi yatim piatu Serunting Sakti dan Siti hidup dengan mengolah kebun peninggalan Orang tuanya. Walaupun hanya dari kebun itu mereka dapat makan,tapi mereka hidup damai dan bahagia.
Hingga pada suatu sore ada seorang pemuda dari kampong seberang yang terlihat berkeliaran di hutan dekat kebun mereka dan sesekali mengamati mereka berdua. Setelah beberapa hari mengamati Serunting dan Siti akhirnya pada suatu sore Pemuda itu memberanikan diri untuk berkenalan derngan Siti.
Serunting Sakti yang tahu bahwa adiknya tengah dekat dengan seorang pemuda  berusaha tetap menjaga Siti dari jauh dengan selalu mengawasi gerak –gerik pemuda itu saat mengunjungi kebun mereka.
         Suatu sore  Ritabing berkunjung kerumah Serunting Sakti dan Siti. Dia baru saja berburu. Memang Ritabing termasuk orang yang kaya dari desa seberang dan telah menjadi hobinya berburu binatang di hutan. Dia adalah anak tunggal. Jadi tak salah bila ia dimanja.Hidupnya hanya untuk bersenang senang.
Saat Serunting Sakti dan Siti sedang bercakap-cakap tentang rencana mereka untuk membeli sapi saat panen padi mereka melimpah terlihat di luar pagar rumahada seorang pemuda yang melihat rumah mereka kemudian tanpa permisi langsung masuk.
Seruning :”Ada tamu Sit”
Siti :” Iya Bang..”
Serunting:” Siapa dia Siti?”
Siti:” Ritabing Bang ..Pemuda dari dusun seberang sungai. Sudah tiga kali  dia melintasi ladang kita.  Biasanya saat begini dia baru saja berburu.”
Tak lama kemudian Ritabing telah menaiki tangga rumah dan berdiri di depan pintu. Siti mengenalkan Ritabing dengan Abangnya.Ritabing membatin dalam hati. Dia bertanya dalam hati benarkah Serunting Sakti ini memang memiliki kesaktian yang luar biasa. Memang setelah Ibunya Serunting meninggal ada seorang kakek yang sempat membantu Siti dan Serunting merawat Ibunya . Dia bernama kakek Ginde. Kakek inilah yang menyebarkan berita bahwa serunting sakti adalah pemuda yang sakti.
cukup lama Serunting dan Ritabing berbincang – bincang. Dari perbincangan itu Serunting mulai dapat menilai siapa tamunya ini. Dia terlihat sombong dan suka membanggakan dirinya . Dan merupakan orang yang mau menang sendiri. Apalagi saat Serunting memuji busur yang digunakan berburu pada sore itu. Serunting  mencoba memahami lebih dalam orang yang baru ia kenal ini. Dia mencoba merayu agar Ritabing meninggalkan  busurnya ini sebagai tanda persahabatan. Dengan bangga Ritabing pun berkata bahwa busur itu buatannya sendiri begitupun yang lainnya. Ia masih mempunyai banyak busur yang lebih bagus lagi dirumahnnya.
Busur yang dipuji Seruntin akhirnya dijadikan kenang-kenangan oleh Ritabing. Serunting menempelkannya di dinding rumahnya.
        Seminggu setelah Ritabing berkunjung kerumah Serunting  tiba-tiba di halaman rumah Serunting ada 7 orang utusan keluarga Ritabing. Mereka membawa makanan, emas, pakaian dan sebilah keris. Itulah antaran untuk Siti dan Serunting. Antaran itu menurut adat setempat menjadi bukti bahwa pihak lelaki telah melamar calon penggantin perempuan.
Benar memang adanya. Setelah duduk Orang yang paling tua dalam rombongan itu menyatakan maksud kedatangan mereka adalah untuk melamar Siti. Belum sempat Serunting berkata , dari dalam Siti membawa makanan dan minuman. Setelah mempersilahkan para tamu makan Serunting  mengajak Siti berbicara empat mata di belakang.
Dalam percakapan mereka terlihat bahwa  Serunting dan Siti tidak tahu menahu tentang lamaran ini. Ritabing secara sepihak telah memutuskan untuk melamar Siti. Siti pun menyatakan belum siap dilamar. Siti tidak tega untuk menikah secepat itu dan membiarkan Serunting tinggal sendiri.
(bersambung)

Rabu, 17 Agustus 2011

Sebuah Sesal


Baru kusadari,
Aku adalah orang yang merugi
Karna menyianyiakan waktu
Untuk hanya terus berpeluh
             Berpeluh....
             Meratapi waktu yang lalu
             Mengecam diri ini dungu
             Tak berdaya
             Melawan dunia

Apa yang kubisa..!

Padahal...
Kalau saja
aku berani berdiri
Waktu untuk merengek itu
Kan dapat bermanfaat
Dengan segala keterbatasanku
 
Blogger Templates