Social Icons

Jumat, 15 Februari 2013

Dunia kuliah (dimana aku sekarang berada)


Sebuah dimensi transisi yang sangat berbeda dengan duniaku sebelumnya. Ya disini kebebasan adalah ujung tombaknya. Bebas bukan tanpa aturan, ada aturan bagi para pemuda yang disebut mahasiswa namun aturan itu bukanlah suatu hal yang memberikan arahan sampai ke dasar hal dari mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk memahami peraturan dan menentukan pilihan tindakan atas peraturan tersebut.
            Saya yang sebenarnya kurang menimati dengan hal-hal yang teratur atau terlalu mengatur karena berkesan mengekang namun setelah menjalani suasana yang seakan tanpa aturan ini saya jadi sadar dan sangat merindukan suasana teratur. Dengan keteraturan, semua terlihat dinamis dan enak dipandang dan dijalankan.
            Aturan yang kurang mengatur di dimensi perkuliahan sebenarnya disesuaikan dengan taraf perkembangan mahasiswa yang sudah dianggap dewasa. Ya sudah dewasa berarti sudah mapu untuk menentukan mana yang sekiranya baik untuknya dan mana yang sekiranya kurang pas untuknya. Tapi kebanyakan pemuda jaman sekarang diragukan perkembangan emosinya. Karena kami kurang cerdas dalam menentukan apa yang baik bagi kami sekarang. Sebagian mahasiswa mengetahui tindakannya baik bagi dirinya dimasa itu, namun tidak tahu kalau itu akan berdampak buruk pada masa depannya. Ada seorang dosen  yang mengatakan “jalani apa yang ada didepanmu dulu, jangan kuliah hanya berorientasi pada dunia kerja”. Ya itu benar, jika kita tidak mau diambil pusing dengan masa depan. Namun sekali lagi mahasiswa harus berpikir, kalau tidak mau ambil pusing dengan masa depan kenapa sang mahasiswa tidak langsung kerja saja setamat tingkatan sekolah menengah atas ?.
            Mahasiswa terkenal dengan idealismenya.   Untuk jamannya Syu Hook Gie, dia, idealisme sangat dijunjung tinggi dan menjadi senjata ampuh untuk mencegah pengaruh negative. Namun kalu dipakai sekarang, idealisme sudah tidak ideal lagi. Karena kami kurang cerdas dalam  emosi yang merupakan modal awal dalam bersikap idealis. Seorang idealis mampu berpikir cerdas dan bijak atas kondisi yang ada, bukan berpikir dengan perasaan menggebu-gebu, penuh ambisi, dan kemarahan. Ketika seorang mahasiswa tidak mampu mengendalikan emosi maka ia mudah goyah dalam kemunafikan dan kebenaran yang semu. Di lain pihak Ia menganggap sisi itu benar di lain pihak dia menggap sisi lainnya benar sehingga yang tadinya membela kubu lain akhirnya erpaling arah,
            Mahasiswa harusnya tidak hanya berkoar tentang apa yang dia anggap benar namun harus membuktikannya dengan tindakan nyata yang akhirnya membuat orang lain tanpa dipaksa akan setuju dengan pemikiran kita. Sudah tidak jamannya turun kejalan dengan sikap anarki, katanya intelek?, sudah tidak jamannya lagi merusak fasilitas umum, katanya membela rakyat?, sudah tidak jamannya lagi berpikir pragmatik, dunia sudah berubah ! kita tidak bisa mengganggap benar suatu hal dengan bersikukuh, namanya saja manusia pasti suatu waktu pasti ada salahnya juga. Kesalahan sekecil apapun akan berdampak sangat besar bila kesalahan itu berada dalam pembahasan besar.
            Memang kuliah adalah masa dimana saya menempa diri untuk terjun ke dunia yang lebih nyata. Kami harus sadar akan hal itu
 
Blogger Templates